Sabtu, 09 Februari 2013

ILMU MENULIS RAJAHAN

Berikut ini saya jelaskan salah satu cara menulis Rajah VERSI PUSAKA ILMU LELUHUR agar bisa mendapatkan berkah atau khasiat dari rajah itu sendiri.
1. Bersuci baik badan, pakaian maupun tempat (bersih). Untuk mensucikan badan dengan cara mandi keramas (jinabat) dengan niat untuk menghilangkan hadast besar dan lakukan wudhu untuk membersihkan hadast kecil.
2. MENGHADAP KIBALAT,Selama proses pembuatan ajimat tidak diperbolehkan bicara (diam/khusyuk) kecuali ada doa khusus yang harus dibaca.
3. Nafas harus cepat keluar lewat lubang hidung sebelah kanan atau bisa dengan tahan nafas.
4. Sebisa mungkin lafal Rajah ditulis secara benar (sesuai aslinya) dan rapi. Bila huruf tersebut berlubang maka harus ditulis berlubang. Mengikuti kaidah penulisan Rajah.
5. Memakai wewangian. Biasanya memakai zakfaron, misik, air mawar untuk campuran tintanya. Namun ini bukan syarat mutlak, karena memang ada beberapa jenis Rajah yang mensyaratkan memakainya tapi ada juga jenis rajah yang tidak perlu memakai campuran minyak wangi.
Pena yang digunakan adalah bisa pena biasa atau spidol. Disesuaikan dengan jenis bentuk rajah yg akan ditulis.selanjutnya kita sebelum mulai proses menulis rajah ada pun doa doa yg dibaca :
1. sholawat nabi 100x
2. istiqfar 100x.
3. yaa ALLOH yaa khodim 100x
4. Laahaula walla quawata illabilaahil’aliyyil adhim 3x
5. Liridho illahi ta’ala ,alfatehah 1x
6. iLLa hadroti khususon Nabiyil mustofaMUHAMMADIN,SAW,allfatehah 1x
7. iLLa khususon wa sohabati arbaa inaa ABU BAKAR,UMAR,USTMAN ,ALI,allfatehah 1x
8. iLLa khususon wamalaikati arbaa inaaJIBRIL,MIKAIL,ISROFIL,IJRI’IL ,allfatehah 1x
9. iLLa khususon wali alloh syeh abdul qodir aljaelani,alfatehah 1x
10. iLLa khususon wali alloh kanjeng sunan kalijaga,allfatehah 1x
11. wabibarkati syaidina khodir,bimukjizati syaidina khodir,illa khususonnabi alloh khidir as,allfatehah 1x
12. Tsuma illa hadroti ikhwanihi minal anbiya wal mursalin,wal auliyaai wassuhadai wasallihina,wasohabati,wat tabi ina wal ulama il,amalina wal mushannifinal mukhlisina wa jami’il malaikatil mukorrobin allfatehah 1x.
13. waman ijazani…..(pemberi ijazah ilmu) alfatehah 1x.
Terus dilanjut baca
Surah allikhlas 7x
Ayat kursi 7x
Bismillaahirrohmanirrohim
innama amruhu idha aroo daa sayyian aiyyakulu lalahu kunfakun….
NIAT INGSUN NGAPEK BANYU TELOGO INNA A’TOINA KAL JAWAHIR FASOLLILIROBIKA WANHAR INNASAA NIAKA HUAL ANHAR IYYA KANAK BUDU WAIYYA KANAS TAIN.( DISAAT BACAANNAS TAIN ) TINTA DITEMPELKAN KEKERTAS DILANJUT NULIS RAJAH SAMPAI SELESAI.
selanjutnya rajah yg sudah ditulis dilipat yg rapi sekiranya mudah dibawa dan tidak menyolok perhatiaan orang lain.berikut diatas salah satu cara pembuatan rajah yg pada umunnya dilakukan tentunya kami disini tidaklah bisa menjelaskan yang secara detilnya paling tidak cara-cara diatas sudah cukup untuk pembuatan rajah ( AZIMAT / HIZIB)
SALAM TAKZIM.

Cara Kedua 

Salah Satu Tata Cara Membuat Rajah

Sudah banyak pengetahuan tentang rajah, tetapi didalam buku yang telah ada jarang sekali diterangkan bagaimana caranya menulis rajah itu. Karena rajah tidak akan ada gunanya bila ditulis dengan begitu saja. Saat ini dipasaran banyak sekali azimat (rajah) yang beredar. Perlu diketahui bahwa tidak semua azimat yang dipasarkan memiliki energi metafisik, sehingga tidak akan memberikan kontribusi apa-apa bagi penggunanya. Azimat akan menghasilkan energi metafisik, jika ditulis tangan langsung dan dengan bahan yang alami dan berkualitas (misalnya seperti kertas kalkir, kulit kambing, kulit kijang, kulit macan, kain kiswah Ka’bah, kain sutra dll). Cara penulisannya harus dilakukan dengan menjaga adab-adab penulisan (bersih, suci, tidak dalam keadaan berkomunikasi dengan orang lain apalagi sambil makan, memiliki kekuatan batin sehingga torehannya mengandung kekuatan, serta harus ditutup dengan memasukkan kekuatan metafisik dan menguasai ilmu pengendalian khodam). Perlu disadari bahwa penggunaan azimat bukan berarti kita menyerahkan segala urusan kita pada azimat. Azimat (rajah) hanyalah merupakan media untuk mencapai sesuatu, seperti halnya kita minum obat untuk membantu penyembuhan suatu penyakit yang diderita. Dalam hal ini bukan berarti obat yang menyembuhkan tetapi Tuhan-lah yang memberikan energi untuk penyembuhan jadi obat hanyalah media belaka, seperti yang disabdakan oleh Rosulalllah SAW “inna likulli, syai-in sababun” artinya sesungguhnya segala sesuatu ada sebab musababnya. Oleh karena itu membuat,memakai dan menyebarluaskan azimat hukumya mubah (boleh-boleh saja).  Dibawah ini akan diuraikan pengetahuan tentang pembuatan, penulisan rajah dari kitab Mujarobat dan berbagai kitab lainnya yang pernah saya alami dari hasil pelajaran dari berbagai guru yang saya gabung. Cara Membuat Rajah atau Azimat  Hendaklah kita berpuasa paling tidak sehari semalam atau boleh juga berpuasa tiga sampai tujuh hari. Setelah selesai berpuasa waktu menulis hendaknya pada jam-jam ganjil (jam 9 malam, 11 malam, 1 malam, 3 pagi) atau di saat orang-orang sudah tidur agar tidak terlihat oleh orang lain. Dilakukan dalam keadaan hening (tidak boleh membunyika radio, tape, tv) agar tercipta suasana yang khusyuk. Diawali dengan sholat sunnah minimal 2 rakaat, setelah itu membaca Al-Fatekhah ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW, Nabi Khidir AS, Syekh Abdul Khodir Al-Jaelani, Syekh Ahmad bin Ali Albauni, Syekh Ahmad Addoobiiasy Syafei dilanjutkan membaca Wa ala niyati wa hajati……(sebutlah niat kita) baca Al-Fatekhah 1x. Membaca Al-Ikhlas 313x, Al-Falaq 313x, An-Nas 313x, Istighfar 313x, Shalawat Nariyah 313x, Shalawat Hajat 313x, disambung membaca 2 kalimat Syahadat 11x diteruskan membaca Laa haula wa laa quwwata illa billaahil ‘aliyyil ‘azhiim. Baru kita mulai menuliskan rajahnya dan disertai penyaluran energi metafisik misalnya waktu menulis dengan mewiridkan lafal Hu….(napas tarik) Allah…(napas keluar) dan dilakukan seperti orang yang tersengal-sengal dan dibayangkan serta disalurkan ke  huruf-huruf rajah yang dibuat, dengan alat-alat dan bahan-bahan yang sebelumnya kita sediakan (misalnya seperti kertas kalkir, kulit kambing, kulit kijang, kulit macan, kain kiswah Ka’bah dan kain sutra, serta menggunakan ballpoint tinta yang berkualitas dan dicampur atau dibubuhi dengan minyak zafaron/mizik/hajar aswat/hajar al ka’bah/zaitun/wijen dan lain sebagainya sesuai dengan rajah yang akan dibuat). Selanjutmya setelah selesai menulis rajah membaca 2 kalimat Syahadat, Sholawat Nabi diteruskan berdoa Ya Allah Ya Robbi Ya Tuhanku berikanlah aku mukjizat-Mu agar rajah ini mempunyai khasiat dan kekuatan untuk……..(tujuan kita), lalu kita tiup rajah itu 3x (tahan napas) dan diulang 11x.  Setelah itu dibubuhi dengan minyak yang telah disebutkan diatas dan diasapi dengan kayu garu, menyan arab dan mulai memasukan khodam rajah tersebut (ilmu pengendalian khodam). Perlu digaris bawahi doa setelah membuat rajah tidak bisa dilakukan hanya 1x ritual doa. Memang pada orang-orang tertentu yang mempunyai kekuatan batin metafisik yang tinggi mampu membuat dalam 1x ritual doa tetapi pada umumnya minimal 7-11x baru bisa memunculkan kekuatan metafisik atau menghidupkan rajah tersebut. Maka berarti selesailah sudah pembuatan rajah tersebut. Kami menyadari banyak kekurangan dalam memberikan pengetahuan tentang pembuatan rajah/azimat tsb, kurang lebihnya kami mohon maaf bila dalam penulisan ada kesalahan atau dalam metode tersebut banyak menimbulkan pertentangan karena sesungguhnya metode tersebut hanya salah satu cara dari sekian banyak metode pembuatan azimat/rajah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar