Sabtu, 09 Februari 2013

SABAR MENGHADAPAI KESULITAN HIDUP


Bismillahirrahmanirrahiim..

Assallamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Sahabat saudaraku fillah..yang di Rahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pada dasarnya Sabar adalah menerima dengan lapang dada hal-hal yang menyakitkan dan menyusahkan, serta menahan amarah atas perlakuan kasar orang lain,karena akhlaq yang mulia sesungguhnya, menerima secara lapang dada semua bentuk yang menyakitkan dan hal-hal yang tidak menyenangkan.
Disebutkan pula bahwa sesungguhnya yang dimaksud dengan sabar, adalah ketetapan hati yang didorong oleh motif keagamaan, untuk malawan keinginan-keinginan yang muncul akibat dorongan hawa nafsu. Sabar itu sendiri terklasifikasikan menjadi dua yaitu :
~.::*a. Kesabaran lahiri.’Seperti menahan kejengkelan ketika menghadapi kesusahan-kesusahan dalam melaksanakan ibadah atau tindakan-tindakan lainnya selagi tindakan tersebut masih sejalan dengan semangat ajaran Islam.
~.::*b. Kesabaran bathini’Yaitu menahan diri dari dorongan-dorongan sahwat dan keinginan hawa nafsu. Bila kesabaran itu untuk menahan keinginan nafsu perut dan kelamin maka dinamakan dengan al-‘iffah (menjaga kehormatan).
Bila untuk berjuang melapangkan dada menerima musibah yang sulit untuk diterima maka dinamakan ash-shabru (kesabaran), kebalikannya adalah al-jaz’u (cemas) dan al-hal’u (panik serta berkeluh kesah). Bila potensi kesabaran itu untuk menahan nafsu memburu kekayaan dinamakan dhabthun-nafsi (menahan diri) kebalikannya adalah al-bathru (sombong dalam berobsesi). Jika kesabaran digunakan untuk melapangkan dada dalam menghadapi musuh dalam peperangan maka dinamakan as-sajaa’ah (keberanian).
Kesabaran dalam menerima bencana-bencana alam yang menimpa maka dinamakan sa’atush-shadr (kelapangan dada) kebalikannya adalah adh-dhajru (gelisah) dan at-tabarrum (keluh kesah). Bila kesabaran digunakan untuk menahan omongan maka dinamakan kitmaanus-sirri (menyimpan rahasia).
Dan jika kesabaran digunakan untuk menahan diri dari menikmati kebutuhan-kebutuhan sekunder atau komlementer dalam hidup maka dinamakan qana’ah (menerima dengan senang hati) dan kebalikannya adalah asy-syarah (rakus dan tamak).
Demikianlah, perilaku-perilaku yang munculnya dari dorongan semangat keimanan masuk dalam kategori kesabaran. Saat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ditanya apa itu iman, beliau menjawab, “iman adalah kesabaran”. Karena sabar memang inti dari ragam amal-amal kebajikan yang bersumber dari keimanan, bahkan termasuk amalan yang paling utama.
Didalam Al-Qur’an banyak menyinggung tentang kesabaran, diantaranya adalah ayat yang berisikan anjuran Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk bersabar ..Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :
“Maka bersabarlah engkau (Muhammad) sebagaimana kesabaran rasul-rasul yang memiliki keteguhan hati,…” (QS. Al-Ahqafm : 35).
Pada ayat diatas Allah Subhanahu wa Ta’ala menyuruh Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk bersabar seperti Rasul-rasul yang termasuk Ulul-‘Azmi, yaitu para Rasul yang mempunyai kesabaran tinggi ketika menghadapi tantangan, hinaan, cemoohan, dan siksaan dari kaumnya masing-masing.
Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi petunjuk kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Juga berkaitan dengan bersabar, yaitu dalam firman-Nya :“Dan bersabarlah (Muhammad) terhadap apa yang mereka katakan dan tinggalkanlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. Al-Muzzamil:10).
Dari ayat tersebut diatas adalah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam . diperintahkan untuk tetap bersabar menghadapi siksaan, dan cemoohan kaum kafir. -dan sebagai catatan petunjuk untuk bersabar ini turun sebelum perintah memerangi mereka…Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Quran kepadamu (Muhammad) secara berangsur-angsur. Maka bersabarlah untuk (melaksanakan) ketetapan Rabbmu, dan janganlah engkau ikuti orang yang berdosa dan orang kafir diantara mereka.” (QS. Al-Insan: 23-24).
Ayat diatas dapat dipahami adalah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam,diperintahkan untuk tetap bersabar menunggu aturan-aturan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang akan turun secara berangsur, kerena turunnya ayat adalah berdasarkan pengetahuan dan kebijakan Allah Subhanahu wa Ta’ala semata, diselaraskan dengan kemaslahatan.
Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan manusia untuk adil ketika melakukan pembalasan atas suatu penganiayaan. Namun Allah Subhanahu wa Ta’ala menegaskan bahwa mengambil sikap sabar jauh lebih utama dari pada melakukan pembalasan… Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :
“Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang sabar. Dan bersabarlah (Muhammad) dan kesabaranmu itu semata-mata dengan pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan janganlah engkau bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan jangan (pula) bersempit dada terhadap tipu daya yang mereka rencanakan.” (QS. An-Nahl : 126-127).
Al-Qur’an mengajarkan kepada umat beriman untuk bersabar ketika sedang tertimpa musibah, baik itu kelaparan, kekurangan harta, kematian, kekeringan atau lainnya.Dalam kondisi seperti itu, sikap terbaik yang hendaknya dilakukan oleh orang beriman adalah istirjaa’ atau mengembalikan semua urusan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan mengucapkan “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un”. Istirjaa’ menunjukkan sikap kepasrahan dan kelapangan hati atas keputusan
Allah. Subhanahu wa Ta’ala
Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala Berfirman :
“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” (sesungguhnya kami milik Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kepada-Nya lah kami kembali). mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah:155-157).
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam . adalah teladan utama dalam masalah kesabaran. Dalam menjalankan dakwah untuk menyebarkan ajaran Islam, beliau menghadapi banyak kendala, tantangan, hinaan, dan siksaan dari kaum kafir. Namun tugas utama ini tetap beliau jalankan dengan gigih dan penuh kesabaran.
Selama hidupnya, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam . selalu mengajarkan kepada sahabat dan umatnya untuk selalu bersabar dalam menghadapi setiap masalah, cobaan dan ujian.Nasehat-nasehat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang berhubungan dengan kesabaran sangat banyak, diantaranya adalah:
“Apabila seorang hamba mendapatkan musibah kemudian dia mengucapkan “inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” (sesungguhnya kita milik Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kepada Nya kita kembali) Ya Allah berilah aku pahala atas musibah yang aku timpa ini, dan setelah itu anugerahilah aku hal yang lebih baik dari itu, sebagaimana yang diperintahkan Allah Subhanahu wata’ala , maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengabulkan permintaannya itu.” (Ihyaa’ Ulumiddin, 4/114)
“Bila seorang muslim tertimpa bencana, maka kesalahan-kesalahannya rontok sebagaimana rontoknya daun-daun dari pohon.”“Pekerjaan yang paling afdhal adalah pekerjaan yang paling dibenci oleh hawa nafsu.” (Kanzul-Ummal, 2/57). “Kesabaran adalah sebagian dari iman.” (Kanzul-Ummal, 2/56) “Kesabaran dan keimanan adalah bagaikan ruh dan jasad.” (Kanzul-Ummal, 2/56)
“Tidak termasuk umatku, orang yang menampar-nampar pipinya (ketika mendapatkan musibah), menyobek-nyobek bajunya dan mengucapkan perkataan-perkataan zaman jahiliah.” (HR. Muslim)
Hadits-hadits diatas mengajak manusia untuk tegar dan bersabar, menjauhi sikap lemah dan lesu ketika menghadapi segala macam ujian dan cobaan.
Kesabaran merupakan kekuatan batin yang tertanam kokoh di dalam hati setiap muslim.
Sahabat saudaraku fillah…Semoga untaian tulisan ini bisa menambah wawasan ke ilmuan kita, dan lebih Sabar dalam menghadapi segala problem kesulitan hidup yang kian silih berganti. Semoga pula Allah Subhanahu wa Ta’ala Senantiasa menunjukkan kita pada sesuatu yang di Ridhai dan di Cintai-NYA..Aamiin Allahuma Aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar